Tuesday, December 11, 2018

Materi Akhlak Kelas 5 Madrasah Diniyah Takmiliyah


MATERI AKHLAK KELAS 5 MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH
BAB 6
AKHLAK MAZMUMAH
A.     Akhlak Mazmumah  
Akhlak Mazmumah adalah tingkah laku yang tercela atau perbuatan jahat yang merusak iman seseorang dan menjatuhkan martabat manusia.
Sifat yang termasuk akhlak mazmumah adalah segala sifat yang bertentangan dengan akhlak Mahmudah antara lain kufur, Syirik, munafik, fasik, murtad, takabur, riya, dengki, bohong, menghasut, kikir, boros, dendam, khianat, tamak, fitnah, qati’urrahim, ujub, mengadu domba, sombong, putus asa, kotor, mencemari lingkungan dan merusak alam
B.     Dalil Kewajiban Menjauhi Perbuatan Buruk
Diantara ayat Al-Quran yang memerintahkan kita untuk menjauhi perbuatan jelek adalah sebagai berikut Allah SWT berfirman dalam QS Al-Baqarah ayat 59
فَبَدَّلَ الَّذِينَ ظَلَمُوا قَوْلًا غَيْرَ الَّذِي قِيلَ لَهُمْ فَأَنْزَلْنَا عَلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا رِجْزًا مِنَ السَّمَاءِ بِمَا كَانُوا يَفْسُقُونَ
Artinya: 59. “lalu orang-orang yang zalim mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang tidak diperintahkan kepada mereka. sebab itu Kami timpakan atas orang-orang yang zalim itu dari langit, karena mereka berbuat fasik.”

Dalam ayat diatas bahwa orang zalim atau durhaka yang mengganti perintah Allah SWT dan juga mengerjakan sesuatu perbuatan buruk maka mereka mendapatkan siksaan dari Allah SWT dalam ayat lain Allah SWT berfirman dalam surat Al Hujurat ayat 12:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
Artimya: “12. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.”

Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW bersabda:

مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ، تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيهِ
Artinya: “merupakan ciri kesempurnaan Islam seseorang adalah ketika dia meninggalkan apa yang tidak ada manfaatnya bagi dirinya”. (HR Bukhari, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad dan Malik)

Dalam hadis tersebut Rasulullah SAW menghendaki kita semua untuk meninggalkan apa-apa yang tidak bermanfaat baik bagi diri sendiri, keluarga, teman maupun alam sekitar.
Berdasarkan ayat dan hadits diatas seyogyanya setiap akhlak mazmumah harus kita hindari dan jauhi. jangan sampai sekecil apapun akhlak-akhlak jelek tersebut mendekati apalagi berkecimpung dalam kehidupan kita. Justru sebaliknya kita harus terus berusaha untuk menghadirkan perilaku perilaku positif dalam hidup kita yang kita sebut dengan akhlak Mahmudah (terpuji)

BAB 7
MENGENDALIKAN MARAH
A.     Memahami Makna Marah
Kata Ghadab (غَضَبٌ)berasal dari bahasa Arab. Secara harfiah berarti marah atau pemarah. Marah dalam pengertian Ghadab bersifat negatif. Dengan istilah lain marah yaitu merasa tidak senang dan panas hati karena suatu sebab seperti dihina dan lainnya. Marah juga berarti darah yang memanas di jantung. Orang yang marah bisa berakibat muka tampak memerah dan pandangan mata menjadi seram dengan ikuti denyut jantung yang makin cepat dan tubuh terasa gemetar. Hal ini terjadi karena darah beredar ke seluruh tubuh sehingga terjadi pemanasan dalam tubuh.
Apabila marah ini tidak terkendali maka seseorang akan mudah melakukan hal-hal yang tidak terpuji seorang pemarah cenderung tidak mempunyai sifat pemaaf terhadap orang lain jauh dari kelembutan dan ketenangan serta menunjukkan bahwa dia tidak sabar dalam pribadinya.
Marah adalah sifat tercela yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Oleh karena itu, sifat ini dilarang oleh Islam sudah seharusnyalah kita berusaha mengendalikan sifat ini.
Marah akan menutupi pikiran sehat seseorang orang yang marah tidak akan bisa mempertimbangkan baik dan buruk. Ia akan bertindak sekehendak nafsu amarahnya. Ia bertindak berdasarkan emosi saja. Dengan demikian akan mudah dipengaruhi setan sebagai orang beriman dan bertaqwa kita harus bisa mengendalikan diri dari amarah karena mengendalikan diri dari amarah adalah salah satu ciri orang yang bertaqwa.

B.     Bahaya Marah
Jika marah tidak bisa dikendalikan maka mana tersebut bisa menimbulkan hal negatif. Berikut diantara dampak negatifnya:
1.       Meretakan hubungan pertemanan atau kekerabatan. orang yang dimarahi akan merasa dihina dan dicemooh
2.       Akan dijauhi orang lain
3.       Bisa menimbulkan penyakit pusing bahkan bisa terserang hipertensi (darah tinggi)
4.       Menimbulkan dosa apalagi kalau marahnya berlebihan dengan menimbulkan kerusakan kerusakan terhadap barang-barang baik milik sendiri maupun milik orang lain
5.       Dibenci Allah, rasulnya serta manusia
6.       Dapat merusak iman seseorang dan dapat menimbulkan dendam dan sakit hati

C.      Cara Menanggulangi Marah
Marah adalah perbuatan yang berasal dari setan Oleh karena itu, kita mampu menanggulanginya. Beberapa cara menanggulangi sifat marah adalah:
1.       Berusaha menyadari akibat buruk yang timbul dari marah
2.       Mengoreksi kesalahan diri sendiri
3.       Membaca Ta'awudz. Rasulullah SAW bersabda: “Ada kalimat kalau diucapkan di saya akan hilang kemarahan seseorang yaitu audzubillahiminasyaitonirojim (aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk).” (HR Bukhari Muslim)
4.       Berwudhu, Rasulullah SAW bersabda: “kemarahan itu dari setan sedangkan setan tercipta dari api, api hanya bisa padam dengan air, maka kalau kalian marah berwudhulah” (HR Abu Daud)
5.       Duduk, dalam sebuah hadits dikatakan, “kalau kalian marah maka duduklah, kalau tidak hilang juga, maka bertiduranlah.” (HR Abu Daud)
6.       Diam, dalam sebuah hadits dikatakan, “Ajarilah orang lain mudahkanlah jangan mempersulit masalah, kalau kalian marah maka diamlah.” (HR Ahmad)
7.       Bersujud, artinya salat Sunnah minimal dua rakaat dalam sebuah hadits dikatakan, “ketahuilah sesungguhnya marah itu bara api dalam hati manusia tidaklah engkau melihat merahnya kedua matanya dan tegangnya urat darah di lehernya maka barangsiapa yang mendapatkan hal itu maka hendaklah ia menempelkan pipinya dengan tanah (sujud). (HR Tirmidzi)
8.       Sesungguhnya, marah maupun Emosi adalah sudah menjadi sifat dan tabiat nya manusia. Namun dalam hal ini Islam mengajarkan kita untuk dapat mengendalikan semaksimal mungkin sehingga amarah kita tidak akan menimbulkan efek-efek yang negatif
9.       Dalam riwayat Abu Sa'id Al Khudri Rasulullah SAW bersabda: “sebaik-baik orang adalah yang tidak mudah marah dan cepat meridhoi sedangkan seburuk buruk orang adalah yang cepat marah dan lambat meridhoi” (HR Ahmad)

D.     Marah Yang Dibolehkan
Walaupun marah adalah salah satu fitrah manusia pemberian sang Kholik namun Allah SWT dan Rasulullah SAW memerintahkan umat Islam untuk mengendalikan marah. Marah yang pada tempatnya dianjurkan dalam Islam. Marah menurut Islam antara lain:
1.       Jika aturan Allah SWT dilanggar atau dihina dan terdapat kemaksiatan
2.       Marahnya orang tua kepada anak karena tujuan kasih sayang dan pendidikan

E.      Kisah Teladan
Ali ra Memaafkan Musuhnya
Dalam Sirah Nabawiyah (sejarah kenabian Muhammad SAW) dikisahkan sahabat Ali ra terlibat dalam pertempuran yang sengit hingga pada akhirnya beliau memenangkan duel dengan salah seorang kafir. Orang kafir itu terjatuh dan tersungkur, menghujam tanah dan secepat kilat sahabat Ali ra menodongkan pedangnya ke leher musuh. Pada saat musuh sudah terdesak dan maut pun siap menjemput tiba-tiba musuh tersebut meludah dan mengenai sahabat Ali Ra. Karena si musuh meludah itulah ayahnya sahabat Ali ra meninggalkan dia tanpa meski memotong urat leher nya. Si musuh pun heran kenapa sahabat Ali ra tidak jadi membunuhnya Padahal dia sudah kalah. Jatuh. Dengan masih dibalut rasa heran yang tinggi si musuh pun bertanya kepada sahabat Ali ra perihal peristiwa yang baru saja terjadi. Dengan gagah sahabat Ali ra menjelaskan “Jangan sampai saya membunuh musuh karena marah. Saya takut ketika kau meludahi saya dan kemudian kau saya bunuh niat saya sudah tercampuri karena marah kepadamu bukan membunuh musuh karena Allah SWT. akhirnya saya pun memutuskan meninggalkanmu begitu saja tanpa kau saya bunuh.”

No comments:

Post a Comment