MATERI AKHLAK KELAS 5 MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH
BAB 6
AKHLAK MAZMUMAH
A.
Akhlak Mazmumah
Akhlak Mazmumah adalah tingkah laku yang
tercela atau perbuatan jahat yang merusak iman seseorang dan menjatuhkan
martabat manusia.
Sifat yang termasuk akhlak mazmumah adalah
segala sifat yang bertentangan dengan akhlak Mahmudah antara lain kufur, Syirik,
munafik, fasik, murtad, takabur, riya, dengki, bohong, menghasut, kikir, boros,
dendam, khianat, tamak, fitnah, qati’urrahim, ujub, mengadu domba, sombong,
putus asa, kotor, mencemari lingkungan dan merusak alam
B.
Dalil Kewajiban Menjauhi Perbuatan Buruk
Diantara ayat Al-Quran yang memerintahkan
kita untuk menjauhi perbuatan jelek adalah sebagai berikut Allah SWT berfirman
dalam QS Al-Baqarah ayat 59
فَبَدَّلَ الَّذِينَ ظَلَمُوا قَوْلًا غَيْرَ الَّذِي
قِيلَ لَهُمْ فَأَنْزَلْنَا عَلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا رِجْزًا مِنَ السَّمَاءِ بِمَا
كَانُوا يَفْسُقُونَ
Artinya: 59. “lalu orang-orang yang zalim
mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang tidak diperintahkan kepada mereka.
sebab itu Kami timpakan atas orang-orang yang zalim itu dari langit, karena
mereka berbuat fasik.”
Dalam ayat diatas bahwa orang zalim atau
durhaka yang mengganti perintah Allah SWT dan juga mengerjakan sesuatu
perbuatan buruk maka mereka mendapatkan siksaan dari Allah SWT dalam ayat lain
Allah SWT berfirman dalam surat Al Hujurat ayat 12:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا
مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ
بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ
ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
Artimya: “12.
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan),
karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari
keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang
diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka
tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.”
Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW bersabda:
مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ
الْمَرْءِ، تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيهِ
Artinya: “merupakan ciri kesempurnaan Islam
seseorang adalah ketika dia meninggalkan apa yang tidak ada manfaatnya bagi
dirinya”. (HR Bukhari, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad dan Malik)
Dalam hadis tersebut Rasulullah SAW
menghendaki kita semua untuk meninggalkan apa-apa yang tidak bermanfaat baik
bagi diri sendiri, keluarga, teman maupun alam sekitar.
Berdasarkan ayat dan hadits diatas seyogyanya
setiap akhlak mazmumah harus kita hindari dan jauhi. jangan sampai sekecil
apapun akhlak-akhlak jelek tersebut mendekati apalagi berkecimpung dalam
kehidupan kita. Justru sebaliknya kita harus terus berusaha untuk menghadirkan
perilaku perilaku positif dalam hidup kita yang kita sebut dengan akhlak
Mahmudah (terpuji)
BAB 7
MENGENDALIKAN MARAH
A.
Memahami Makna Marah
Kata Ghadab (غَضَبٌ)berasal
dari bahasa Arab. Secara harfiah berarti marah atau pemarah. Marah dalam
pengertian Ghadab bersifat negatif. Dengan istilah lain marah yaitu merasa
tidak senang dan panas hati karena suatu sebab seperti dihina dan lainnya. Marah
juga berarti darah yang memanas di jantung. Orang yang marah bisa berakibat
muka tampak memerah dan pandangan mata menjadi seram dengan ikuti denyut
jantung yang makin cepat dan tubuh terasa gemetar. Hal ini terjadi karena darah
beredar ke seluruh tubuh sehingga terjadi pemanasan dalam tubuh.
Apabila marah ini tidak terkendali maka
seseorang akan mudah melakukan hal-hal yang tidak terpuji seorang pemarah
cenderung tidak mempunyai sifat pemaaf terhadap orang lain jauh dari kelembutan
dan ketenangan serta menunjukkan bahwa dia tidak sabar dalam pribadinya.
Marah adalah sifat tercela yang dapat
merugikan diri sendiri dan orang lain. Oleh karena itu, sifat ini dilarang oleh
Islam sudah seharusnyalah kita berusaha mengendalikan sifat ini.
Marah akan menutupi pikiran sehat seseorang
orang yang marah tidak akan bisa mempertimbangkan baik dan buruk. Ia akan
bertindak sekehendak nafsu amarahnya. Ia bertindak berdasarkan emosi saja.
Dengan demikian akan mudah dipengaruhi setan sebagai orang beriman dan bertaqwa
kita harus bisa mengendalikan diri dari amarah karena mengendalikan diri dari
amarah adalah salah satu ciri orang yang bertaqwa.
B.
Bahaya Marah
Jika marah tidak bisa dikendalikan maka mana
tersebut bisa menimbulkan hal negatif. Berikut diantara dampak negatifnya:
1.
Meretakan
hubungan pertemanan atau kekerabatan. orang yang dimarahi akan merasa dihina
dan dicemooh
2.
Akan
dijauhi orang lain
3.
Bisa
menimbulkan penyakit pusing bahkan bisa terserang hipertensi (darah tinggi)
4.
Menimbulkan
dosa apalagi kalau marahnya berlebihan dengan menimbulkan kerusakan kerusakan
terhadap barang-barang baik milik sendiri maupun milik orang lain
5.
Dibenci
Allah, rasulnya serta manusia
6.
Dapat
merusak iman seseorang dan dapat menimbulkan dendam dan sakit hati
C.
Cara Menanggulangi Marah
Marah adalah perbuatan yang berasal dari
setan Oleh karena itu, kita mampu menanggulanginya. Beberapa cara menanggulangi
sifat marah adalah:
1.
Berusaha
menyadari akibat buruk yang timbul dari marah
2.
Mengoreksi
kesalahan diri sendiri
3.
Membaca
Ta'awudz. Rasulullah SAW bersabda: “Ada kalimat kalau diucapkan di saya akan
hilang kemarahan seseorang yaitu audzubillahiminasyaitonirojim (aku
berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk).” (HR Bukhari Muslim)
4.
Berwudhu,
Rasulullah SAW bersabda: “kemarahan itu dari setan sedangkan setan tercipta
dari api, api hanya bisa padam dengan air, maka kalau kalian marah berwudhulah”
(HR Abu Daud)
5.
Duduk,
dalam sebuah hadits dikatakan, “kalau kalian marah maka duduklah, kalau tidak
hilang juga, maka bertiduranlah.” (HR Abu Daud)
6.
Diam,
dalam sebuah hadits dikatakan, “Ajarilah orang lain mudahkanlah jangan
mempersulit masalah, kalau kalian marah maka diamlah.” (HR Ahmad)
7.
Bersujud,
artinya salat Sunnah minimal dua rakaat dalam sebuah hadits dikatakan, “ketahuilah
sesungguhnya marah itu bara api dalam hati manusia tidaklah engkau melihat
merahnya kedua matanya dan tegangnya urat darah di lehernya maka barangsiapa
yang mendapatkan hal itu maka hendaklah ia menempelkan pipinya dengan tanah (sujud).
(HR Tirmidzi)
8.
Sesungguhnya,
marah maupun Emosi adalah sudah menjadi sifat dan tabiat nya manusia. Namun dalam
hal ini Islam mengajarkan kita untuk dapat mengendalikan semaksimal mungkin
sehingga amarah kita tidak akan menimbulkan efek-efek yang negatif
9.
Dalam
riwayat Abu Sa'id Al Khudri Rasulullah SAW bersabda: “sebaik-baik orang adalah
yang tidak mudah marah dan cepat meridhoi sedangkan seburuk buruk orang adalah
yang cepat marah dan lambat meridhoi” (HR Ahmad)
D.
Marah Yang Dibolehkan
Walaupun marah adalah salah satu fitrah
manusia pemberian sang Kholik namun Allah SWT dan Rasulullah SAW memerintahkan
umat Islam untuk mengendalikan marah. Marah yang pada tempatnya dianjurkan
dalam Islam. Marah menurut Islam antara lain:
1.
Jika
aturan Allah SWT dilanggar atau dihina dan terdapat kemaksiatan
2.
Marahnya
orang tua kepada anak karena tujuan kasih sayang dan pendidikan
E.
Kisah Teladan
Ali ra Memaafkan Musuhnya
Dalam Sirah Nabawiyah (sejarah kenabian
Muhammad SAW) dikisahkan sahabat Ali ra terlibat dalam pertempuran yang sengit
hingga pada akhirnya beliau memenangkan duel dengan salah seorang kafir. Orang kafir
itu terjatuh dan tersungkur, menghujam tanah dan secepat kilat sahabat Ali ra
menodongkan pedangnya ke leher musuh. Pada saat musuh sudah terdesak dan maut
pun siap menjemput tiba-tiba musuh tersebut meludah dan mengenai sahabat Ali Ra.
Karena si musuh meludah itulah ayahnya sahabat Ali ra meninggalkan dia tanpa
meski memotong urat leher nya. Si musuh pun heran kenapa sahabat Ali ra tidak
jadi membunuhnya Padahal dia sudah kalah. Jatuh. Dengan masih dibalut rasa
heran yang tinggi si musuh pun bertanya kepada sahabat Ali ra perihal peristiwa
yang baru saja terjadi. Dengan gagah sahabat Ali ra menjelaskan “Jangan sampai
saya membunuh musuh karena marah. Saya takut ketika kau meludahi saya dan
kemudian kau saya bunuh niat saya sudah tercampuri karena marah kepadamu bukan
membunuh musuh karena Allah SWT. akhirnya saya pun memutuskan meninggalkanmu
begitu saja tanpa kau saya bunuh.”
No comments:
Post a Comment