Alamat: Kp. Warungkupa RT 02 RW 07 Desa Bunijaya Kec. Gununghalu Kab. Bandung Barat Kode Pos 40765
Saturday, July 6, 2019
Lirik Man Ana
Sunday, February 3, 2019
Materi Akhlak Kelas 6 Madrasah Diniyah Takmiliyah
Materi Fiqih Kelas 6 Madrasah Diniyah Takmiliyah
Materi Akidah Kelas 6 Madrasah Diniyah Takmiliyah
Semester 1 Pelajaran Akidah Kelas 6 Madrasah Diniyah
BAB I
PENGERTIAN IMAN KEPADA QADHA DAN QADAR
A.
Pengertian Qadha dan Qadar
Menurut bahasa Qadha memiliki
beberapa pengertian yaitu: hukum, ketetapan, pemerintah, kehendak,
pemberitahuan, penciptaan. Menurut istilah Islam, yang dimaksud dengan Qadha
adalah ketetapan Allah sejak zaman Azali sesuai dengan iradah-Nya tentang
segala sesuatu yang berkenaan dengan makhluk.
Sedangkan arti Qadar menurut bahasa
adalah kepastian, peraturan, ukuran. Adapun menurut Islam Qadar adalah perwujudan
atau kenyataan ketetapan Allah terhadap semua makhluk dalam kadar dan berbentuk
tertentu sesuai dengan iradah-Nya. Firman Allah:
الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَمْ
يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُن لَّهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَخَلَقَ كُلَّ
شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا
Artinya:
“yang kepunyaan-Nya lah kerajaan langit dan bumi
dan Dia tidak mempunyai anak dan tidak ada sekutu baginya dalam
kekuasaan(Nya) dan Dia telah menciptakan segala sesuatu dan Dia menetapkan
ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya” (QS. Al-Furqan:2)
Untuk memperjelas pengertian Qadha dan Qadar,
berikut ini dikemukakan contoh: saat ini Hermawan sedang melanjutkan
pendidikannya di SMP. Sebelum Hermawan lahir bahkan sejak zaman Azali Allah
telah menetapkan, bahwa seorang anak bernama Hermawan akan melanjutkan
pelajarannya di SMP. Ketetapan Allah di zaman Azali tersebut disebut Qadha.
Kenyataan bahwa saat terjadinya disebut Qadar atau takdir. Dengan kata lain
bahwa Qadar adalah perwujudan dari Qadha.
B.
Hubungan Qadha dan Qadar
Pada uraian tentang pengertian Qadha dan Qadar
dijelaskan bahwa antara Qadha dan Qadar selalu berhubungan erat. Qadha adalah
ketentuan hukum atau rencana Allah sejak zaman Azali. Qadar adalah kenyataan
dari ketentuan atau hukum Allah. Jadi, hubungan antara Qadha dan Qadar ibarat
rencana dan perbuatan. Perbuatan Allah berupa qodar-Nya selalu sesuai dengan
ketentuan-Nya. Allah berfirman:
وَإِن مِّن شَيْءٍ إِلَّا عِندَنَا خَزَائِنُهُ وَمَا
نُنَزِّلُهُ إِلَّا بِقَدَرٍ مَّعْلُومٍ
Artinya:
“Dan tidak sesuatu pun melainkan di sisi kamilah khazanahnya;
dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu” (QS. Al
Hijr: 21)
Iman kepada Qadha dan Qadar dalam ungkapan
sehari-hari lebih populer dengan sebutan iman kepada takdir. Iman kepada takdir
berarti percaya bahwa segala apapun yang terjadi di alam semesta ini, seperti
adanya siang dan malam, adanya tanah yang subur dan yang tandus hidup dan mati
rezeki dan jodoh seseorang merupakan kehendak dan ketentuan Allah SWT.
Takdir itu sendiri dapat dibedakan menjadi
dua yaitu:
1.
Takdir Mubram adalah ketentuan Allah SWT,
yang sudah pasti berlaku atas manusia tanpa dapat dielakan lagi meskipun dengan
ikhtiar (usaha) seperti usia, kelahiran dan kematian
2.
Takdir Muallaq adalah ketentuan Allah SWT
yang mungkin dapat diubah oleh manusia dengan ikhtiarnya apabila Allah SWT mengizinkan.
Allah hanya menunda keputusan dan menggantikannya sesuai dengan usaha manusia
itu sendiri.
Hukum beriman kepada takdir adalah Fardhu
‘Ain. seseorang yang mengaku Islam tetapi tidak beriman kepada takdir dapat
dianggap murtad.
Ayat-ayat Al-Quran yang menjelaskan
tentang iman kepada takdir cukup banyak antara lain:
إِذَا قَضَىٰ أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُن
فَيَكُونُ
Artinya: “....... Apabila Allah hendak
menetapkan sesuatu maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: “jadilah: lalu
jadilah dia” (QS. Ali Imran: 47)
وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ مِن فَوْقِهَا وَبَارَكَ فِيهَا
وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا فِي أَرْبَعَةِ أَيَّامٍ سَوَاءً لِّلسَّائِلِينَ
Artinya: “Dan Dia menciptakan di bumi itu
gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan
padanya kadar makanan-makanan (penghuninya) dalam empat masa. (Penjelasan itu
sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya” (QS. Fussilat: 10)
مَّا كَانَ عَلَى النَّبِيِّ مِنْ حَرَجٍ فِيمَا فَرَضَ
اللَّهُ لَهُ ۖ سُنَّةَ اللَّهِ فِي الَّذِينَ خَلَوْا مِن قَبْلُ ۚ وَكَانَ
أَمْرُ اللَّهِ قَدَرًا مَّقْدُورًا
Artinya:
“Tidak ada suatu keberatan pun atas Nabi tentang
apa yang telah ditetapkan Allah baginya. (Allah telah menetapkan yang demikian)
sebagai sunnah-Nya pada nabi-nabi yang telah berlalu dahulu. Dan adalah
ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku,” (QS. Al-Ahzab: 38)
Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling
benar
1.
Ketetapan Allah sejak zaman Azali sesuai dengan
iradah-Nya disebut ....
a.
Qadha
b.
Qadar
c.
Iman
2.
Hukum mengimani Qadha dan Qadar adalah .....
a.
sunnah
b.
wajib
c.
haram
3.
Takdir Allah dibagi dua yaitu .....
a.
takdir mubram dan muallaq
b.
takdir mubram dan muallaq
c.
takdir Mukarom dan Muharam
4.
Iman kepada Qadha dan Qadar termasuk rukun iman
yang ke ....
a.
empat
b.
lima
c.
enam
5.
Jika seseorang meyakini adanya Qadha dan Qadar
Allah, maka dia bisa disebut ....
a.
Mukmin
b.
muadzin
c.
Mukhlis
BAB II
FUNGSI IMAN KEPADA QADHA DAN QADAR
A.
Fungsi Iman kepada Qadha dan Qadar dalam kehidupan
sehari-hari
Islam itu ajaran yang tinggi (Mulia),
bersifat universal, yang sesuai dengan fitrah, Suci, indah, sempurna dan tidak
ada ajaran lain yang mampu menandinginya. Salah satu pokok ajarannya ialah
keimanan pada Qadha dan Qadar. Setiap muslim dan muslimah wajib beriman bahwa
ada Qadha dan Qadar Allah yang berlaku untuk seluruh makhlukNya, baik takdir
yang menguntungkan dirinya atau sesuai keinginannya maupun sebaliknya. Apapun kenyataannya,
kita harus yakin bahwa dibalik setiap takdir yang terjadi pasti mengandung
hikmah bagi manusia.
Diantara fungsi beriman pada Qadha dan Qadar
dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:
1.
Mendorong Kemajuan dan Kemakmuran
Allah berfirman bahwa segala sesuatu yang
diciptakan-Nya sudah diberi ukuran, takaran, sifat dan undang-undang. Panas matahari
tidak mampu membuat air mendidih tetapi sangat berguna bagi kesehatan manusia,
hewan maupun tumbuhan-tumbuhan, Selain sebagai alat penerang yang mengalahkan
Cahaya Bulan dan lampu. Bumi, Langit dan isinya diciptakan untuk manusia
sebagai khalifah. Dengan iman kepada takdir hendaknya manusia menyelidiki dan
mempelajari alam sehingga mampu memanfaatkannya. Bagaimana mungkin manusia
dapat memanfaatkan alam jika tidak mengetahui sifat, ukuran, sebab akibat atau
sunnatullah?
Bagaimana cara memanfaatkan sinar matahari,
air terjun, racun, udara, gas, angin, bulu domba, bisa ular dan lain sebagainya?
dengan yakin pada Takdir, Maka manusia dapat mempelajari suatu hukum yang pasti
sehingga menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kehidupan manusia.
2.
Menghindari Sifat Sombong
Dengan beriman kepada takdir, seseorang
yang memperoleh sukses besar, meraih jabatan yang tinggi, menjadi penguasa atau
memiliki harta berlimpah tidak akan merasa sombong melainkan semakin rendah
hati, karena menyadari bahwa sukses yang diperoleh bukan semata-mata hasil
usahanya sendiri kecuali sudah menjadi ketetapan Allah. Tanpa pertolongan dan
ketetapan Allah seseorang tidak akan mampu memperoleh kesuksesan itu sehingga
ketika mendapatkannya ia justru menjadi tawadhu atau rendah hati menyadari akan
kemudahan dan keagungan Allah SWT. firman Allah SWT:
وَمَا بِكُم مِّن نِّعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ۖ ثُمَّ إِذَا
مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَإِلَيْهِ تَجْأَرُونَ
Artinya: “dan apa saja nikmat yang ada pada
kamu maka dari Allah datangnya dan bila kamu ditimpa kemudharatan maka hanya
kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan (QS An-Nahl: 53)
3.
Melatih Berhusnuzan (Baik Sangka)
Iman kepada takdir mendidik manusia untuk
berbaik sangka pada ketetapan Allah karena apa yang kita inginkan belum tentu
berakibat baik, demikian pula sebaliknya.
4.
Melatih Kesabaran
Orang beriman pada Qadha dan Qadar akan
tetap tabah, sabar dan tidak mengenal putus asa pada saat mengalami kegagalan
karena menyadari bahwa semua sudah ditetapkan oleh Allah.
Akan tetapi bagi orang yang tidak beriman
pada takdir kegagalan mengakibatkan stress, putus asa, dan kegoncangan jiwa. Firman
Allah SWT:
وَلَا تَيْأَسُوا مِن رَّوْحِ اللَّهِ ۖ إِنَّهُ لَا
يَيْأَسُ مِن رَّوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ
Artinya: “dan jangan kamu berputus asa dari
rahmat Allah, Sesungguhnya tidak putus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum
kafir (QS. Yusuf: 87)
5.
Terhindar dari Sifat Ragu dan Penakut
Iman kepada Qadha dan Qadar akan
menumbuhkan sifat pemberani. Semangat dan jiwa seseorang akan bangkit karena ia
tidak memiliki keraguan atau gentar sedikitpun untuk maju. Orang yang beriman
itu meyakini bahwa apapun yang bakal terjadi tidak akan menyimpang dari
ketentuan atau takdir Allah. Sejarah Islam telah mencatat bahwa Khalid bin
Walid pada setiap peperangan tampil gagah berani tanpa rasa takut sedikitpun
akan tetapi Allah tidak menetapkan bahwa ia wafat di medan perang. Ia senantiasa
diselamatkan nyawanya dan selalu dilindungi oleh Allah sehingga ia dapat hidup
hingga usia tua. Khalid bin Walid wafat justru di atas pembaringan meskipun
terdapat lebih dari 500 bekas luka dalam peperangan.
Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling
benar
1.
Ketentuan Allah SWT yang sudah pasti berlaku atas
manusia tanpa dapat dielakan lagi meskipun dengan ikhtiar usaha disebut dengan
takdir ...
a.
muallaq
b.
mubram
c.
mahram
2.
Diantara fungsi beriman kepada Qadha dan Qadar
adalah ...
a.
melatih kita untuk bersabar
b.
melatih kita untuk hidup kaya
c.
melatih kita untuk pintar
3.
Percaya pada Qadha dan Qadar merupakan rukun iman
yang ke ....
a.
empat
b.
lima
c.
enam
4.
Dalam kehidupan sehari-hari Qadha dan Qadar sering
disebut ....
a.
takdir
b.
takbir
c.
tahlil
5.
Hukum percaya pada Qadha dan Qadar adalah ....
a.
fardhu ain
b.
fardhu kifayah
c.
sunnah
BAB III
DALIL IMAN KEPADA QADHA DAN QADAR
Orang Muslim beriman kepada qadha dan
takdir Allah SWT hikmahNya dan kehendakNya. Dia yakin bahwa tidak ada satupun
perbuatan sukarela manusia tanpa pengetahuan Allah SWT dan takdirNya, Maha
bijaksana dalam semua pengaturanNya dan tindakanNya bahwa hikmahNya itu
mengikuti kehendakNya. Apa yang Dia kehendaki pasti terjadi dan apa yang tidak Dia
kehendaki mustahil terjadi dan bahwa tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan
Allah SWT.
Perhatikan firman Allah SWT berikut:
إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ
Artinya:
“sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu
menurut ukuran (takdir) (QS Al Qamar: 49)
وَإِن مِّن شَيْءٍ إِلَّا عِندَنَا خَزَائِنُهُ وَمَا
نُنَزِّلُهُ إِلَّا بِقَدَرٍ مَّعْلُومٍ
Artinya:
“dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi
Kami-lah khazanahnya dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran (takdir)
tertentu (QS Al Hijr: 21)
مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي
أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَا ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ
عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
Artinya:
“tidak ada suatu bencana pun yang menimpa di bumi
dan (tidak pula) pada diri kalian melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh
Mahfudz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi
Allah (QS Al-Hadid: 22)
Diantara penjelasan Rasulullah SAW tentang
Qadha dan Qadar adalah berikut ini:
“Sesungguhnya penciptaan salah seorang dari kalian
dikumpulkan dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nutfah (sperma),
kemudian berubah menjadi ‘alaqah (segumpal darah) selama 40 hari kemudian
berubah menjadi mudghah (sepotong daging) selama 40 hari kemudian malaikat
dikirim kepadanya kemudian malaikat meniupkan ruh padanya dan Malaikat tersebut
diperintahkan empat hal: menuliskan rizkinya menuliskan ajalnya, menuliskan
amal perbuatannya dan menuliskan apakah ia celaka atau bahagia. Demi Dzat yang
tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Dia sesungguhnya salah seorang
dari kalian pasti mengerjakan amal perbuatan penghuni surga hingga ketika
jaraknya dengan surga cuma satu lengan tiba-tiba kettetapan berlaku padanya
kemudian ia mengerjakan amal perbuatan penghuni neraka dan ia pun masuk neraka
sesungguhnya salah seorang dari kalian pasti mengerjakan amal perbuatan
penghuni neraka hingga ketika jaraknya dengan neraka cuma satu lengan tiba-tiba
ketetapan berlaku padanya kemudian ia mengerjakan amal perbuatan penghuni surga
dan ia masuk surga (HR muslim)
Sabda Rasulullah SAW kepada Ibnu Abbas RA:
“Hai anak muda, aku ajarkan beberapa kalimat
kepadamu: jagalah Allah (hukum-hukumNya) niscaya Allah menjagamu. Jagalah Allah
niscaya Allah berpihak kepadamu. Jika Engkau meminta pertolongan maka mintalah
pertolongan kepada Allah. Ketahuilah bahwa jika umat bersatu untuk memberi
manfaat kepadamu maka mereka tidak bisa memberi manfaat kepada mu dengan
sesuatu apapun kecuali sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah untukmu. Jika mereka
bersatu untuk memberikan madharat kepadamu maka mereka tidak dapat memberi
madharat kepadamu dengan sesuatu apapun kecuali sesuatu yang telah ditetapkan
oleh Allah untukmu. Pena telah diangkat dan lembaran setelah kering (HR. At Tirmidzi)
Sementara itu, jika dilihat dari sisi
logika sebenarnya akal pun tidak sedikitpun memustahilkan adanya Qadha Allah.
takdirNya, kehendakNya, hikmahNya, keinginanNya, dan pengaturanNya. Bahkan, akan
mewajibkan karena itu semua terlihat pada alam semesta ini.
Beriman kepada Allah dan kepada kemampuanNya
menghendaki beriman kepada qadha, takdir, hikmah dan kehendaknya.
Jika seorang arsitektur membuat desain
salah satu istana dan menentukan masa realisasinya kemudian ia membangunnya. Maka
pada saat yang telah direncanakan istana tersebut dari desain berubah menjadi
istana yang sesungguhnya persis seperti yang terlihat dalam desain tanpa
mengalami sedikitpun pengurangan atau penambahan. Maka Bagaimana Allah SWT
tidak dipercayai tidak menentukan takdir dunia hingga hari kiamat dan kemudian
karena kesempurnaan kemampuannya dan ilmunya apa yang telah ditentukan Allah
tersebut keluar persis seperti yang telah dia Tentukan takarannya, caranya,
waktuny,a dan tempatnya, Ini disertai dengan kenyataan, bahwa Allah Maha Kuasa atas
segala sesuatu.
Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling
benar
1.
(إِنَّا كُلَّ
شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ)
Ayat diatas menunjukkan dalil iman kepada ....
a.
malaikat
b.
Qadha dan Qadar
c.
Kitab
2.
Setiap kejadian di muka bumi ini sebenarnya telah
dicatat oleh Allah SWT di ...
a.
surga
b.
Lauhul Mahfudz
c.
neraka
3.
Dalam menerima takdir Allah, kita harus ...
a.
Ikhlas
b.
sombong
c.
menyesal
4.
Penulisan kata “takdir” dalam huruf adalah .....
a.
(تقدر)
b.
(تقدير)
c.
(تكدير)
5.
(وَمَا نُنَزِّلُهُ
إِلَّا بِقَدَرٍ مَّعْلُومٍ)
arti ayat tersebut adalah ....
a.
Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran (takdir)
yang tertentu
b.
Kami tidak menaikkannya melainkan dengan ukuran (takdir)
yang tertentu
c.
Aku tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran
takdir yang tertentu
BAB IV
PERILAKU IMAN KEPADA QADHA DAN QADAR
A.
Perilaku Orang yang Beriman kepada Qadha dan Qadar
Apapun yang terjadi di dunia dan yang
menimpa pada diri manusia, pasti telah digariskan oleh Allah yang Maha Kuasa
dan Yang Maha Bijaksana. Semua telah tercatat secara rapi dalam sebuah kitab
sejak zaman Azali, kematian, kelahiran, Rizki, nasib, jodoh, bahagia dan celaka
telah ditetapkan sesuai ketentuan ketentuan ilahiyah yang tidak pernah
diketahui oleh manusia.
Dengan tidak adanya pengetahuan manusia
tentang ketetapan dan ketentuan Allah itu maka manusia memiliki peluang atau
kesempatan untuk berlomba-lomba menjadi hamba yang Saleh-muslih, berusaha keras
untuk mencapai yang dicita-citakan tanpa berpangku tangan menunggu takdir dan
berupaya memperbaiki citra diri.
Dengan bekal keyakinan terhadap takdir
yang telah ditentukan oleh Allah SWT seorang mukmin tidak pernah mengenal kata
frustasi dalam kehidupannya dan tidak berbangga diri dengan apa-apa yang telah
diberikan Allah SWT. Ia akan berbuat sekuat tenaga dan siap menghadapi berbagai
ujian seperti batu karang yang tegar menghadapi segala gelombang kehidupan dan
senantiasa sabar dalam menyongsong badai ujian yang silih berganti. Ia juga
selalu bersyukur apabila kenikmatan demi kenikmatan berada dalam genggamannya.
Karena ketidaktahuan manusia akan Qadha
dan Qadar dirinya dengan didasari oleh keimanan kepada Qadha dan Qadar maka
dalam setiap gerak dan langkah manusia harus selalu mencari keridhaan Allah SWT
yang berdasarkan kepada petunjuk Al-Quran dan As-Sunnah. Segala aktivitas harus
didasari dengan niat Ibadah begitupula dalam segala bentuk ibadah yang dilakukan
harus mencontoh kepada Rasulullah SAW.
Di bawah ini ada beberapa perilaku yang
dapat dilakukan oleh orang yang beriman kepada Qadha dan Qadar:
1.
Yakin terhadap Qadha dan Qadar dari Allah karena
pada hakikatnya Qadha dan Qadar tersebut sangat logis masuk akal apabila kita
sulit memahaminya maka hal tersebut berarti bahwa kita sendiri yang belum
memiliki pemahaman secara menyeluruh mengenai hal tersebut
2.
Pemahaman yang menyeluruh mengenai Qadha dan Qadar
akan melahirkan pribadi yang mau bekerja keras dalam meraih sesuatu
3.
Allah tidak akan menyalahi hukumNya (sunnatullah)
sehingga manusia harus yakin akan ketentuannya atas hidup dan kehidupan manusia
4.
Kita tidak boleh sombong apabila kita berhasil
meraih sesuatu karena semua itu tidak semata-mata atas usaha kita sendiri
5.
Tidak boleh putus asa karena senantiasa husnudzon
pada keadilan Allah
6.
Mampu menyusun strategi, khususnya dalam hal
pekerjaan sehingga hasilnya efektif dan efisien
7.
Bersyukur apabila memperoleh rezeki apapun
bentuknya dan senantiasa bersabar apabila mendapatkan ujian atau musibah
B.
Hikmah Beriman kepada Qadha dan Qadar
Setelah kita mampu memahami akan Qadha dan
Qadar yang merupakan salah satu sendi keimanan umat Islam, kita dapat mengambil
beberapa hikmah di antaranya sebagai berikut:
1.
Allah telah menggariskan hukumnya dalam Qadha dan Qadar.
Dengan pemahaman yang benar kita mampu menjadi pribadi yang optimis dengan
melakukan doa dan ikhtiar serta tawakal
2.
Dengan memahami Qadha dan Qadar kita tidak akan
memiliki prasangka buruk baik kepada Allah maupun kepada makhlukNya
3.
Kita bisa menyadari bahwa Allah telah membekali
manusia dengan berbagai perangkat untuk kehidupannya. Bila kita mampu
menggunakannya dengan baik, tentu hasil yang optimal dapat kita raih selama
hidup di dunia ini.
4.
Menyadari bahwa manusia diciptakan berbeda-beda
dan tentu memiliki hikmah tersendiri diantaranya untuk saling mengenal dan
bekerja sama
5.
Dengan memahami Qadha dan Qadar kita dapat
menyadari bahwa segala yang diciptakan dan yang terjadi di dunia ini tidak
pernah luput dari kekuasaan Allah SWT. Oleh karena itu manusia tidak pantas
untuk berperilaku sombong
6.
Manusia berhak memilih untuk melakukan sesuatu
dengan kesadaran itu maka konsekuensi yang akan diterima di akhirat kelak baik
berupa ganjaran surga dan neraka menjadi niscaya bagi setiap manusia
7.
Keberhasilan atau Kesuksesan bukan sebuah khayalan
karena bila kita mau berusaha Allah pasti telah membuka jalanNya
8.
Mampu membedakan antara jalan yang baik dan yang buruk
karena masing-masing memiliki akibat atau konsekuensinya
9.
Menjadi pribadi yang tidak pernah berputus asa dan
lupa diri apabila menghadapi sesuatu baik kesenangan maupun kesedihan
10.
Allah tidak pernah menjadikan sesuatu dengan
sia-sia Oleh karena itu manusia tinggal mempergunakan karunia tersebut dengan
sebaik-baiknya
Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling
benar
1.
Diantara sikap orang yang beriman kepada Qadha dan
Qadar adalah ....
a.
optimis
b.
tidak sabar
c.
malas
2.
Diantara hikmah beriman kepada Qadha dan Qadar
adalah ....
a.
berusaha untuk mencapai cita-cita
b.
diam dan pasrah kepada takdir
c.
sabar dan tidak menerima kehendak Allah
3.
Yang berkuasa menghidupkan dan mematikan manusia
adalah....
a.
Izrail
b.
Israfil
c.
Allah
4.
Dalam kehidupan sehari-hari, Qadha dan Qadar biasa
kita kenal dengan....
a.
takabur
b.
takdir
c.
takbir
5.
Orang yang tidak mengimani takdir disebut ....
a.
muslim
b.
mukmin
c.
kafir