Materi Hadits
Kelas 6 Madrasah Diniyah Takmiliyah
BAB I Hadits Tentang
Keseimbangan Hidup
كُلْ وَاشْرَبْ
وَالْبَسْ وَتَصَدَّقْ فِي غَيْرِ سَرَفٍ وَلَا مَخِيْلَةٍ (رواه ابو داود واحمد)
Artinya:
Makanlah, minumlah, berpakaianlah, dan bersedekahlah, tanpa berlebihan dan
sombong (HR. Imam Abu Dawud dan Imam Ahmad)
BAB II Hadits Tentang
Mencintai Lingkungan
مَا مِنْ مُسلم يَغْرِسُ غَرْسًا أوْ يَزْرَعُ زَرْعًا فَيَأْكُلُ
مِنْهُ طَيرٌ أَوْ إِنْسَانٌ أَوْ بَهِيْمَةٌ إِلَّا كَانَ لَهُ بِهِ صَدقَةٌ (رواه
البخاري ومسلم)
Artinya: tidaklah
seorang muslim pun yang bercocok tanam atau menanam satu tanaman lalu tanaman
itu dimakan oleh burung atau manusia atau hewan melainkan itu menjadi shodaqoh
baginya (HR Bukhari dan Muslim)
BAB III Hadits Tentang
Adab Duduk Di Pinggir Jalan
إِيَّاكُمْ وَالْجُلُوسَ عَلَى الطُّرُقَاتِ، فَقَالُوا: مَا لَنَا بُدٌّ.
اِنَّمَا هِيَ مَجَالِسُنَا نَتَحَدَّثُ فِيْهَا، قَالَ: فَإِذَا أَبَيْتُمْ إِلاَ
المَجَالِسَ, فَأَعْطُوا الطَّرِيقَ حَقَّهَا، قَالُوا: وَمَا حَقُّ الطَّرِيقِ؟ قَالَ:
غَضُّ الْبَصَرِ، وَكَفُّ الأَذَى، وَرَدُّ السَّلامِ، وَأَمْرُ بِالْمَعْرُوفِ، وَنَهْيٌ
عَنِ الْمُنْكَرِ (رواه البخاري ومسلم)
Artinya:
berhati-hatilah kalian duduk-duduk di pinggir jalan, maka mereka berkata kami
tidak mempunyai tempat lagi untuk kami berbincang-bincang, maka Nabi SAW
menjawab kalau begitu adanya, maka berikanlah hak-hak jalan, Mereka bertanya
apakah jalan itu maka nabi menjawab jaga pandangan, menyingkirkan halangan,
menjawab salam dan mengajak yang baik dan mencegah yang munkar (HR. Imam
Bukhari dan Imam Muslim)
BAB IV Hadits Tentang
Menjaga Kebersihan
الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ بَابًا ، فَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى
عَنِ الطَّرِيقِ ، وَأَرْفَعُهَا قَوْلُ : لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ (رواه
الترمذي)
Artinya: keimanan
itu ada 70 lebih bagian, yang paling rendah adalah menyingkirkan rintangan dari
jalan dan yang paling tinggi adalah ucapan Laa Ilaha Illallah (HR. Imam Turmudzi)
BAB V Hadits Tentang
Larangan Berbuat Kerusakan
لَاضَرَرَ وَلَاضِرَارَ (رواه ابن ماجه)
Artinya: jangan
membahayakan dan jangan saling membahayakan (HR. Ibnu Majah)
BAB VI Hadits Tentang
Menggunakan Waktu
اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ , شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ , وَصِحَّتَكَ
قَبْلَ سَقَمِكَ , وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ , وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغُلُكَ , وَحَيَاتَكَ
قَبْلَ مَوْتِكَ
(رواه البيهقي)
Artinya:
gunakanlah lima perkara sebelum datangnya lima kesempitan masa mudamu sebelum
masa tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kaya mu sebelum miskinmu, waktu senggangmu
sebelum sibukmu dan hidupmu sebelum matimu (HR. Imam Baihaqi)
BAB VII Hadits Tentang
Pertanggungjawaban Waktu
لَا تَزُوْلُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حتَّى يُسألَ عَنْ أَرْبَعٍ
عَنْ عُمُرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيْمَا فَعَلَهُ وَعَنْ مَالِهِ
مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ (رواه الترمذي)
Artinya: Kedua
telapak kaki seorang hamba tidak akan bergerak pada hari kiamat sampai ditanya
tentang umurnya untuk apa ia habiskan, dan tentang ilmunya untuk apa ia
amalkan, dan tentang hartanya dari mana ia dapatkan dan untuk apa ia belanjakan
dan tentang tubuhnya untuk apa ia gunakan (HR. Imam Turmudzi)
BAB VIII Hadits Tentang
Larangan Menunda Waktu
كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ, وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يَقُولُ إِذَا
أَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ, وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرِ الْمَسَاءَ,
وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ(رواه البخاري)
Artinya: Jadilah
kamu di dunia seperti orang asing atau pengembara kemudian Ibnu Umar berkata
jika engkau sudah masuk waktu sore jangan tunggu waktu pagi jika engkau sudah
waktu pagi Jangan tunggu waktu sore gunakan masa sehatmu sebelum masa sakitmu
dan masa hidupmu sebelum kematianmu (HR. Imam Bukhari)
BAB IX Hadits Tentang
Larangan Berbuat Sia-Sia
مِنْ حُسْنِ إِسْلامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَالاَ يَعْنِيهِ
Artinya:
merupakan ciri kesempurnaan Islam seseorang adalah ketika dia meninggalkan apa
yang tidak ada manfaatnya bagi dirinya (HR. Bukhari, At-Tirmidzi, Ibnu Majah,
Ahmad dan Malik)
BAB X Hadits Tentang
Amalan Yang Tidak Putus Pahalanya
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلاثٍ : مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ
، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ (رواه ابن
حبان)
Artinya: jika
telah datang kematian pada seseorang, maka akan terputus amalnya kecuali 3 hal
sedekah jariyah yang mengalir pahalanya atau ilmu yang bermanfaat atau anak
yang sholeh yang selalu mendoakannya (HR. Imam Ibnu Hibban)
Aya nu salah muka nu di V1 KUDUNA WAKTU
ReplyDeleteTerima kasih atas komentar membangunnya, akan segera kami perbaiki
DeleteSangat membantu😊
ReplyDeleteP
ReplyDeleteWooooooo
ReplyDeletehtr nuhun izin copas
ReplyDeleteNaon iyeu mah kiyeu salah no VI na naon cenah mere nyaho na tehh teu baleg Etty kituuu
ReplyDeleteYoi
ReplyDelete